Kamis, 14 Maret 2013

Hidup adalah Perjuangan


   

Di suatu siang, seorang pedagang asongan sedang istirahat di sebuah taman kota. Sambil menikmati semilir angin, matanya tertuju pada selembar daun yang ujungnya terdapat bungkusan kecil yang berwarna putih kecoklat-coklatan. Baru kali ini pedagang itu mengamati secara serius fenomena kepompong yang waktu di desanya dahulu dapat dijumpai kapan saja.
     Sudah sepuluh menit ia mengamai bungkusan kecil yang terus bergerak-gerak itu. Ia berpikir, alangkah beratnya perjuangan anak kupu-kupu yang berada dalam kepompong itu. Ia membayangkan, bagaimana kupu-kupu itu harus keluar dari ubang kecil yang besarnya tak melebihi  lubang jarum itu?.
     Tak sabar, dan atas nama rasa ”kasihan” pengasong itu akhirnya mengeluarkan gunting kecil di sakunya , lalu memotong ujungnya. Dalam hitungan detik, kupu-kupu itu keluar dari kepompong nyadalam bentuk gembrot dan sayap berkerut. Ia tunggu kupu-kupu itu terbang mengepakkan sayapnya. Tapi harapan tinggal harapan, sang kupu hanya bisa bergerak-gerak di tanah karena badannya terlalu gemuk dan sayapnya mengkerut, tidak mengembang.

Selasa, 18 September 2012

7 Ahli Fiqih








Para tabi’in tak pernah main-main dalam membuat fatwa. Mereka sangat takut terjerumus dalam perkara “berkata tanpa ilmu”. Tak heran bila masa itu jumlah mufti (pemberi fatwa) tak banyak meskipun jumlah ulama sangat banyak. Tercatat ada tujuh ulama yag sering menjadi rujukan dalam berfatwa. Ketujuh ulama ini sering disebut dalam kitab-kitab klasik dengan fuqaha assab’ah (tujuh ahli fiqh).
1.     Sa’id bin Musayyab
Ia ahli fiqh yang sangat disegani. Bahkan sahabat seperti Ibnu Umar sendiri mengakui keilmuannya. Tak heran  jika ia disebut dengan Syaikhul Fuqaha (syaikh-nya para ahli fiqh). Ulama yang juga menantu Abu Hurairah ini, banyak menghafal hadits-hadits Nabi dari Abu Hurairah.
2.     Urwah bin Zubair
Ia adalah saudara kandung Abdullah bin Zubair. Tumbuh tanpa didampingi sang ayah, tak membuat semangatnya menuntut ilmu kendur. Lewat didikan ibunya, Asma’ binti Abu Bakar As-Siddiq, semangatnya terus menyala. Ke-faqih-an bibinya, Aisyah Ra, membuat ia banyak menghafal hadits Nabi. Ia banyak menimba ilmu dari Aisyah Ra tersebut.

Senin, 16 Juli 2012

Lebih Sehat Tanpa Pacaran






“Hari gini masih jomblo?” Begitu istilah para remaja untuk mengolok teman-temannya yang tak punya pacar. 
Seolah aib jika ada remaja yang tak punya pacar.
Tapi tahukah anda, jika suatu hubungan mesra seperti ini hanya justru menjadikan para wanita tidak sehat?
Sebuah laman www.geniusbeauty.com memberitakan, kesehatan fisik perempuan ternyata sangat dipengaruhi pengalaman buruk di masa lalu. Temuan ini berdasarkan penelitian  yang dilakukan Universitas Chicago, Amerika Serikat, terhadap 1.500 wanita berbagai usia.
Hampir 70% responden wanita menyatakan memiliki keluhan, dendam, dan masalah kesehatan.
 Kebanyakan mereka menderita sakit jantung, maag atau nyeri kronis. Yang pasti, semua itu dampak dari perasaan tersakiti yang berakibat mempengaruhi kesehatannya.
Selain itu, ditemukan 70% dari koresponden merasa tersinggung dan 38% lainnya tak bisa mengampuni mantan kekasihnya. Para ahli menyarankan agar mereka mengatasi emosi negatif tersebut.
“Rasa maaf, dan mengeluarkan emosi tidak  hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga kesehatan fisik seseorang,” kata Alex Likerman, Ketua Tim Peneliti.
Nah...pada akhirnya, sudah terbukti bahwa pacaran haya akan membuat pelakunya terluka.







Template by:
Free Blog Templates