Di suatu siang, seorang pedagang asongan sedang istirahat di sebuah taman kota. Sambil menikmati semilir angin, matanya tertuju pada selembar daun yang ujungnya terdapat bungkusan kecil yang berwarna putih kecoklat-coklatan. Baru kali ini pedagang itu mengamati secara serius fenomena kepompong yang waktu di desanya dahulu dapat dijumpai kapan saja.
Sudah sepuluh menit ia
mengamai bungkusan kecil yang terus bergerak-gerak itu. Ia berpikir, alangkah
beratnya perjuangan anak kupu-kupu yang berada dalam kepompong itu. Ia
membayangkan, bagaimana kupu-kupu itu harus keluar dari ubang kecil yang
besarnya tak melebihi lubang jarum itu?.
Tak sabar, dan atas nama rasa
”kasihan” pengasong itu akhirnya mengeluarkan gunting kecil di sakunya , lalu
memotong ujungnya. Dalam hitungan detik, kupu-kupu itu keluar dari kepompong
nyadalam bentuk gembrot dan sayap berkerut. Ia tunggu kupu-kupu itu terbang
mengepakkan sayapnya. Tapi harapan tinggal harapan, sang kupu hanya bisa
bergerak-gerak di tanah karena badannya terlalu gemuk dan sayapnya mengkerut,
tidak mengembang.
Hidup adalah kerja keras dan
perjuangan...!!!!
Siapapun yang mengharapkan kesuksesan, ia harus
merasakan terlebih dahulu pahit getirnya perjuangan dan beratnya kerja keras.
Yang dimaksud kerja keras bukan sekedar membanting tulang dan memeras pikiran
dan mengolah perasaan. Potensi fisik, akal, hati, dan ruhani didayagunakan
seoptimal mungkin untuk meraih harapan dan cita-cita. Ditambah dengan doa dan
tawakal. Insya Allah kesuksesan telah menunggu.
Kita tahu bahwa, setiap anak itu dilahirkan denga
penuh tetesan darah ibunya. Itu artinya, setiap anak manusia harus berjuang,
bekerja keras dan mau berkorban. Tidak ada yang gratis, tidak ada yang instant.
Hidup ini baru memiliki arti jika ada keringat yang kita kucurkan. Ada air mata
yang menetes, jika perlu ada darah yang keluar.
“Tidak sama antara Mukmin yang duduk-duduk (tidak
ikut perang) sedang ia tidak ada udzur, dengan orang yang berjihad
(bersungguh-sungguh) di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwa mereka”.(An
–Nisaa:95)
Dalam kehidupan nyata ini, betapa banyak kesalahan seperti yang dilakukan oleh
pedagang asongan tadi. Banyak orang tua yang tidak mau mendidik anaknya bekerja
keras dan kerja cerdas, namun hanya mengharapkan kesuksesan di kemudian hari.
Maka, bersyukurlah jika saat ini kita sedang ditempa
keadaan, diuji oleh kondisi, dan dipaksa oleh nasib. Saatnya bagi kita untuk
membuktikan bahwa janji Allah subhanallahu wa Ta’ala itu benar. Mari
kita bekerja keras,kita buktikan pada semua, kita berjuang, bersungguh-sungguh
melakukan perubahan. Pantang mengeluh, pantang putus asa, dan pantang menyerah.
JANGAN BERSEDIH…!!!!!!!!!