Kamis, 14 Juni 2012

Biografi Imam An-Nasa'i




Nama lengkap beliau Abu ‘Abdirrahman Ahmad bin Syu’ib bin ‘Ali bin Bahar bin Sinan bin Dinar An-Nasa’i , lahir di satu desa yang bernama Nasa’ di daerah Khurasan pada tahun 215H. 

Beliau adalah seorang ulama’ hadits yang terkenal, yang mana kitabnya termasuk kitab hadits yang enam, yaitu Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmizi dan Nasa’i.

Guru-guru beliau di antaranya adalah Ishaq Ibnu Rahuyah, Yunus bin ‘Abdul Ya’la (sahabat/murid Imam Syafi’i _), Qutaibah bin Sa’id Hasan bin Muhammad Za’farani, Abu Daud As-Sijistani dan lain-lain. Tersebut dalam kitab Sunan Nasa’i, bagian terjemahan pengarang, bahwa beliau adalah seorang yang berpegang teguh kepada Mazhab Syafi’i dan mengarang sebuah kitab “Manasik haji” atas dasar Mazhab Syafi’i.
Di antara kitab-kitab yang dikarang beliau adalah :
1.  Kitab hadits Sunan Nasa’i, 4 jilid besar.
2.  Kitab Manasik.
3.  Kitab Sunan Al-Kubra.
4.  Dan lain-lain.
Riwayat beliau sedikit menyedihkan. Pada tahun 302H, beliau datang ke Damaskus, di mana ketika itu yang berkuasa adalah pengikut-pengikut Saiyidina Mu’awiyah yang membenci Saiyidina ‘Ali. 

Banyak orang ketika itu yang menghina Saiyidina ‘Ali. Imam Nasa’i bukan kaum Syi’ah, tetapi beliau mencintai Ahlul Bait, khususnya Saiyidina ‘Ali. Beliau mengarang sebuah kitab untuk menerangkan kelebihan kelebihan Sayidina ‘Ali.

Dengan keluar dan beredarnya kitab ini menjadikan penguasa di Damaskus marah kepada beliau. Akhirnya beliau diusir dari Damaskus, sampai-sampai kabarnya dipukuli sehingga beliau wafat di sesuatu tempat yang bernama Ramlah di Syria. Ada orang mengatakan bahwa jenazahnya dibawa ke Makkah dimaqamkan antara Sofa dan Marwah. Berkata Imam Daruqutni, bahwa Imam Nasa’i  adalah seorang ulama’ yang terkenal di zamannya.

Berkata Abu Ja’far Tahawi bahwa Imam Nasa’i adalah Imam umat Islam seluruhnya.  Berkata Abu ‘Ali Nisaburi bahwa Imam Nasa’i adalah Imam Hadits tidak ada yang membantah keimamannya itu.  

Sumber : SEJARAH DAN KEAGUNGAN MAZHAB SYAFI’I,
Oleh: K.H Sirajuddin Abbas


Senin, 04 Juni 2012

3 Tipe Perempuan




Islam sangat memperhatikan kaum perempuan, dimana hal tersebut tidak berlaku dalam ajaran-ajaran sebelum kedatangan Islam. Posisi perempuan begitu penting sehingga sering terdengar suatu ungkapan bahwa tegaknya suatu negara sangat tergantung dengan perilaku perempuan dalam negara tersebut. Mungkin ada yang menganggap ini berlebihan, meski tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan sangat berdekatan dengan kesuksesan dan juga kegagalan! 

Oleh karena itu, menjadi penting untuk memperhatikan beberapa tipe perempuan yang pernah diterangkan Allah dalam Al Qur'an. Dimana Al Qur'an secara khusus membicarakan jenis-jenis perempuan berdasarkan amalnya. Untuk jenis perempuan ideal yang patut diteladani, seringkali Al Qur'an menyebut nama jelas. Namun untuk melukiskan perempuan "buruk" Al Qur'an tidak menyebut nama secara langsung.

Tipe pertama adalah tipe wanita Shalehah
Yang diwakili oleh Maryam. Nama Maryam disebut beberapa kali dalam ayat-Nya selain juga menjadi salah satu nama Surat dalam Al Qur'an. Ia adalah tipe perempuan shalehah yang menjaga kesucian dirinya, mengisi waktunya dengan pengabdian yang tulus kepada Rabb-nya. Karena keshalehahannya itulah ia mendapat kehormatan menjadi ibu dari kekasih Allah, Nabi Isa alaihi salam.

Tipe kedua adalah tipe perempuan Pejuang
Tipe yang kedua ini dicontohkan dengan sempurna oleh Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun yang hidup dibawah kekuasaan suami yang melambangkan kedzaliman. Asiyah dengan teguh memberontak, melawan dan mempertahankan keyakinannya apapun resiko yang diterimanya. Semuanya ia lakukan karena ia memilih rumah di Surga, yang diperoleh dengan perjuangan menegakkan kebenaran, ketimbang istana di dunia, yang dapat dinikmatinya bila ia bekerja sama dengan kedzaliman. "Dan Allah menjadikan teladan bagi orang-orang yang beriman perempuan Fir'aun, ketika ia berdo'a: Tuhanku, bangunkan bagiku rumah di surga. Selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya. Selamatkan aku dari kaum yang zalim." (QS. 66:11).

Selain Asiyah, ada pula contoh-contoh perempuan pejuang meski suami-suami mereka bukanlah orang-orang zalim, melainkan para pejuang kebenaran. Khadijah, Aisyah,
Fatimah, adalah contoh nama-nama yang bersama suami mereka bahu-membahu memperjuangkan agama Allah.

Tipe ketiga adalah tipe perempuan Penggoda.
 Jelas untuk yang satu ini diwakili oleh Zulaikha, penggoda Nabi Allah Yusuf alaihi salam. Dalam kisah Zulaikha menggoda Nabi Yusuf, Al Qur'an menunjukkan kepandaian perempuan dalam melakukan makar dan tipuan.
Itulah beberapa tipe wanita dalam Al Qur’an. Manakah tipe kamu dari ketiga tipe tersebut?



 










Template by:
Free Blog Templates